Thursday, December 31, 2015

Aku dan Beladiri

Tulisan karya : Alrafatara Ardnika Basya 
Berlatih beladiri adalah menjadi kegiatan rutinku setiap hari. Dalam seminggu 3 hari aku lakukan untuk berlatih beladiri. Hari selasa dan jumat adalah hariku berlatih Kyokushin dan hari minggu adalah harinya Taekwondo, pagi latihan fisik di lapangan dan sore latihan fight atau disebut TC (test contact) yang dilakukan di dalam sebuah ruangan aula. Tempat latihan Taekwondo kami sebut dojang dan tempat latihan Kyokushin kami sebut dojo. Dojo tempat aku berlatih merupakan  bangunan 3 lantai yang menurutku sangat bagus dan bersih. Dengan fasilitas area fitnes pada lantai dasar, dan area berlatih pada lantai satu dan dua. Aku seperti anak anak lain yang sering marah kalau disuruh orang tuaku berlatih beladiri, aku hanya mau bermain game dan membaca komik saja, makanya aku memakai kacamata dan minus mataku sudah lumayan besar. Tapi itu dulu pada saat awal aku belajar beladiri. Aku tertarik beladiri saat melihat kakakku yang sudah terlebih dahulu mengikuti Taekwondo, 

Sunday, January 4, 2015

Khitan di Seno Medika Bandung


Hari ini, adalah kali kedua saya menemani anak melakukan khitan. Kakaknya sudah terlebih dahulu, barulah sekarang sang adik gilirannya. Selain karena khitan diwajibkan dalam agama, anak kamipun merasa tertantang untuk melakukan sunat karena hampir separuh teman sekelasnya telah menjalankan kewajiban ini.
Di Jakarta banyak tempat sunat yang dapat dikunjungi, namun kami memilih untuk sunat di Bandung, tepatnya di Dokter Seno. Wah kalau googling dengan kata Dr. Seno atau Seno Medika pastilah banyak terpampang berbagai cerita dan gambar mengenai sunat, karena memang Seno Medika bisa dibilang klinik khitan tertua yang ada di Bandung.


Tom Elliot, Our Cat

Aku tidak suka binatang. Binatang itu merepotkan, tanpa aturan. Mereka yang menikmati hidup kami manusia yang harus mengurus kehidupannya. Mulai dari kura-kura, ikan, burung, kelinci, siput, belalang dan terakhir kucing pernah jadi hewan peliharaanku.
Kucing berwarna putih coklat-kuning itu adalah kucing kampung. Entah siapa pemiliknya. Belakangan jadi rajin datang ke rumahku. Awalnya kami hanya menanggapi dengan biasa kehadirannya. Sampai suatu hari ayah pulang dari kantor dan memberikan sisa makan siang ayah berupa tulang ayam dan daging yang telah dibungkus dalam plastik pada kucing itu. Hari itu juga ayah memberi nama kucing kampung itu Tom Eliot. Meskipun ia kucing kampung, setiap malam ia 
selalu berkunjung ke rumah kami dan tentunya kami persilahkan masuk. Tanpa sadar hampir setiap malam ayah dan ibu kami pulang dari bekerja, bungkusan kecil berisi sisa makanan di kantor selalu menjadi hadiah buat Tom. Tompun selalu kami simpan di dapur menjaga rumah kami dari gangguan tikus nakal yang kadang-kadang rajin mampir juga ke rumah kami. Betapa senangnya karena rumah kami bebas dari tikus yang sering mencuri makanan dan mengobrak-abrik tempat sampah.


High Recomended Cabut Gigi di Puskesmas Setiabudi

Sedikit sharing pengalaman waktu harus cabut gigi.

Sebenernya kalau dibilang takut dan harus memilih, saya lebih pilih melahirkan daripada cabut gigi. Alasannya sudah beberapa kali ke dokter gigi dari yang murah-mahal hasilnya tetap tidak membuat saya menjadi pemberani saat harus berhadapan dengan dokter gigi.
Tapi entah kenapa, hari ini saya merasa dokter gigi yang ada di hadapan saya benar-benar menakjubkan. Berawal dari rekomendasi teman-teman tentang dokter gigi ajaib ini. Saya memberanikan diri mendatangi beliau dan membuang semua rasa takut yang pernah hinggap.

Body Protector Yang Ampuh Menahan Tendangan

Hai, namaku Alrafatara Ardnika Basya, panggilanku Alra tapi teman-teman sering memanggilku A R A . Gampang diingat kan. Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Aku punya dua orang kakak dan satu orang adik. Kakakku laki-laki dan perempuan sedangkan adikku perempuan. Kedua kakakku penggemar beladiri, Taekwondo tepatnya. Kalau ayahku Jiujitsu. Sebenarnya gara-gara kakakku juga aku jadi suka taekwondo, karena aku sering diajak untuk melihat saat kakakku latihan. Mamahku juga berolahraga taekwondo, tapi sekarang sudah tidak lagi. Ayahku mengunduh banyak sekali video taekwondo yang boleh kami tonton pada saat santai, hari Sabtu pagi atau pulang latihan Minggu siang. Mulai dari video gerakan dalam taekwondo, sampai pertandingan kelas internasional yang keren dan menarik sekali. Aku masuk ke dalam salah satu club yang berada di dekat rumahku. Sacti Club namanya. Kata ayah Taekwondo bagus buat anak anak kecil sepertiku bisa bikin badanku tinggi dan tidak kontet. Tapi harus dibarengi juga dengan makanan sehat dong. Kayanya sudah terbukti deh, karena walaupun aku masih kelas 3, tinggi badanku tidak kalah dengan temanku yang duduk di kelas 4 atau 5.

Kacamata Bingkai Wajahku

Hai, namaku Aldisaladiva. Panggil aku Aldis. Usiaku tahun ini pas 12 tahun. Badanku mungil & imut, tapi jangan tanya kekuatanku...haha..Urusan tendang menendang aku jagonya, ya karena olahragaku Taekwondo. Selain itu  aku juga bisa berbahasa Mandarin,walaupun baru belajar hehehe….. Kalau urusan kreativitas & cipta karya akupun jagonya. Diantara semua kegemaranku, ada satu benda yang mendukung semua aktivitasku. Karena tanpa benda itu sangat sulit untukku berkarya & mencurahkan ide2. Tanpa benda itupun sulit untukku melakukan tendangan jitu tepat sasaran. Tanpa benda itupun tidak mudah untukku menari-narikan guratan pensilku saat aku belajar mandarin.

Serunya berbelanja di Alfamidi

* Tulisan yang berhasil memenangkan 5 buah Toples Jar Besar dari Alfamidi Contest.
Mempunyai anak banyak tentunya akan berpengaruh pada kebutuhan rumah tangga sehari-hari.  Apalagi jumlah anak saya 4 orang yang jarak umurnya pun relative berdekatan, kecuali  anak ketiga dengan si bungsu yang berjarak 6 tahun.
Mulai dari susu, roti sampai cemilan yang harus selalu ada di rumah dengan tujuan anak-anak tidak jajan di sembarang tempat bisa dengan mudah saya dapatkan di Alfamidi.
Tempat favorite saya dan keluarga untuk belanja sudah pasti Alfamidi. Kenapa, karena selain posisinya yang dekat rumah dengan parkir yang luas, diskon produknya yang bikin tidak  bisa tahan. Padahal di depan Alfamidi tempat saya berbelanja ada juga minimarket lain ( Indomaret ) tapi entah kenapa magnet Alfamidi sangat kuat untuk saya terus belanja lagi dan lagi.

Diam

Saya kembali terdiam dalam keheningan malam. Semua sudah terbuai mimpi. Sedikit tersentak dengan berbagai ucapan
Meski sudah terbiasa, jiwa rapuh inipun punya tangis. Sedikit terisak, memohon bantuan Tuhan agar diberi kekuatan. Bukan cobaan besar yang mendera beberapa orang, namun terasa lebih tajam bagai hujatan pedang. Tertuju langsung ke pusat rasa. Terduduk diam penuh tangis, harapkan ampunan sang pencipta, agar dimudahkan dalam setiap langkah. Rasa letih telah menempel kuat. Tapi tak ada suara yang mampu keluar. Genangan luka telah bersatu meskipun mampu mengalir, namun tampak tersendat. 
Tuhan...saya layak bahagia, saya layak dicintai, saya layak dikasihi, saya layak diberi kelembutan & sentuhan bukan hanya saat bercinta. Saya layak didengarkan keluh kesahnya. Himpitan  rasa hilang, mungkin tergerus perlahan dalam setiap tangis. Tatapan kosong, meski sadar secercah bahagia akan menghampiri kelak.  Tidak ada bersit dalam hati untuk mengakhiri hidup dalam tragis, karena bidadari-bidadari kecil mengulurkan tangan penuh kasih, seakan menghapus kekesalan, kejenuhan. Hidup tidak sehampa tahun-tahun lalu, karena yakin Tuhan tidak tidur. Tuhan pasti punya cerita indah yang terpampang lebih luas dari duka & lara.
Tuhan bukan penat & jenuh, namun letih yang mendalam. Berharap untuk merubah garis senyum menjadi lebih cerah & bersemangat.

Saturday, January 3, 2015

Wanita Tanpa Spasi

Menyesal dengan keadaan bukan jawaban yang menyelesaikan masalah. Tidak sepakat dengan satu titik temu bukan berarti akhir dari segalanya. Entah kenapa Suri terbangun dari tidur lelapnya. Sebenarnya bukan tidur lelap, tapi tidur sekejap karena keletihan yang melanda. Seorang wanita muda, energik & lincah, ramah dengan senyum yang selalu mengembang. Suri, nama yang diberikan orang tua angkatnya, meskipun Suri tau siapa orang tua kandungnya, tapi Suri merasa disinilah ia tinggal, karena selama ini dia sudah sangat nyaman hidup bersama keluarga angkatnya. Suri tidak sendirian di keluarga itu, ada Brigit adik angkatnya yang punya perawakan tinggi & berparas manis. Banyak orang yang bertemu kami berdua berkata bahwa kami mirip bagai pinang dibelah dua. Tidak jadi masalah buatku, namun berbeda dengan Brigit yang selalu kesal bila ada yang berkomentar kita bermuka sama.