Aku tidak suka binatang. Binatang itu merepotkan, tanpa aturan. Mereka yang menikmati hidup kami manusia yang harus mengurus kehidupannya. Mulai dari kura-kura, ikan, burung, kelinci, siput, belalang dan terakhir kucing pernah jadi hewan peliharaanku.
Kucing berwarna putih coklat-kuning itu adalah kucing kampung. Entah siapa pemiliknya. Belakangan jadi rajin datang ke rumahku. Awalnya kami hanya menanggapi dengan biasa kehadirannya. Sampai suatu hari ayah pulang dari kantor dan memberikan sisa makan siang ayah berupa tulang ayam dan daging yang telah dibungkus dalam plastik pada kucing itu. Hari itu juga ayah memberi nama kucing kampung itu Tom Eliot. Meskipun ia kucing kampung, setiap malam ia
selalu berkunjung ke rumah kami dan tentunya kami persilahkan masuk. Tanpa sadar hampir setiap malam ayah dan ibu kami pulang dari bekerja, bungkusan kecil berisi sisa makanan di kantor selalu menjadi hadiah buat Tom. Tompun selalu kami simpan di dapur menjaga rumah kami dari gangguan tikus nakal yang kadang-kadang rajin mampir juga ke rumah kami. Betapa senangnya karena rumah kami bebas dari tikus yang sering mencuri makanan dan mengobrak-abrik tempat sampah.
selalu berkunjung ke rumah kami dan tentunya kami persilahkan masuk. Tanpa sadar hampir setiap malam ayah dan ibu kami pulang dari bekerja, bungkusan kecil berisi sisa makanan di kantor selalu menjadi hadiah buat Tom. Tompun selalu kami simpan di dapur menjaga rumah kami dari gangguan tikus nakal yang kadang-kadang rajin mampir juga ke rumah kami. Betapa senangnya karena rumah kami bebas dari tikus yang sering mencuri makanan dan mengobrak-abrik tempat sampah.
Tapi kucing tetaplah kucing, tidak setia seperti anjing. Meskipun setiap hari kami beri makan, tetap saja Tom rajin pipis dan pup di tempat tidur ayah. Tentunya mengetahui hal itu ayah langsung mengangkat Tom dan melempar keluar rumah. Walhasil ibu yang harus ketempuhan membersihkan kotoran Tom yang tertinggal di tempat tidur. Berbulan-bulan baunya tidak hilang. Sudah berbagai cara ibu lakukan untuk menghilangkan bau kotoran Tom. Mulai dari soda kue, anti septic, alkohol, pewangi baju, bedak, menguyur dengan air panas, menjemur di terik matahari, tetap saja meninggalkan bau yang tidak menyenangkan. Setelah hampir sedikit putus asa akhirnya kasur dilapisi plastic dan barulah di atas plastic digelar seprei. Jadi pada saat ayah tidur dan memindahkan posisi badan ke kiri dan kanan, suara plastik itupun ikut meramaikan suasana..haha.
Meskipun awalnya kami sekeluarga tidak pernah menghiraukan Tom, tapi ternyata hari-hari kami selalu ingat Tom. Adik kecilkupun senang bermain dengan Tom. Meskipun Tom hanya bisa diam, menjilat-jilat sekujur tubuhnya, tertidur dalam keadaan duduk dan masih banyak kebiasaan lain Tom yang ternyata lama kelamaan saya perhatikan. Pernah suatu hari setelah berjalan-jalan di luar rumah, Tom datang ke rumahku mencari makan. Badannya kotor dan dekil. Kaki kananya terluka. Ada goresan dekat kelopak matanya. Wah Tom pasti habis berkelahi. Tanpa pikir panjang luka Tom kuberikan obat merah, supaya lekas sembuh pikirku.
Sekarang Tom sudah pintar, ia sudah bisa membuka pintu dapur sendiri. Pintu dapur di rumahku tidak ada pegangan untuk bukaannya, sehingga kalau malam ibu hanya meraptkan daun pintu dengan kusen. Seperti malam-malam sebelumnya, Tom pasti sudah tidur manis di dapur menghalau kehadiran tikus. Meskipun sudah lama Tom tinggal di rumah kami pada saat malam, tak satupun tikus berhasil ia dapatkan. Malah pernah suatu waktu dengan lincahnya tikus berlari-lari di hadapannya, dengan muka malas Tom membuka mata tapi tidak berbuat apa-apa. Wah kalau ayah sampai tau kejadian itu, pasti ayah marah dan bilang kalau Tom tidak ada gunanya.
Meskipun kami tidak bener-benar mengurus Tom, tapi sudah dapat dipastikan hampir setiap hari Tom berkunjung ke rumah kami. Dan meskipun ayah dan mamah tidak suka pada Tom, bila ada makanan sisa pastinya Tom adalah hewan pertama yang dicari. Tom sudah tau kalau mamah marah dan mengusir Tom keluar dengan teriakan dan sentilan, Tom pasti berlari keluar rumah.
No comments:
Post a Comment