Sunday, January 4, 2015

Body Protector Yang Ampuh Menahan Tendangan

Hai, namaku Alrafatara Ardnika Basya, panggilanku Alra tapi teman-teman sering memanggilku A R A . Gampang diingat kan. Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Aku punya dua orang kakak dan satu orang adik. Kakakku laki-laki dan perempuan sedangkan adikku perempuan. Kedua kakakku penggemar beladiri, Taekwondo tepatnya. Kalau ayahku Jiujitsu. Sebenarnya gara-gara kakakku juga aku jadi suka taekwondo, karena aku sering diajak untuk melihat saat kakakku latihan. Mamahku juga berolahraga taekwondo, tapi sekarang sudah tidak lagi. Ayahku mengunduh banyak sekali video taekwondo yang boleh kami tonton pada saat santai, hari Sabtu pagi atau pulang latihan Minggu siang. Mulai dari video gerakan dalam taekwondo, sampai pertandingan kelas internasional yang keren dan menarik sekali. Aku masuk ke dalam salah satu club yang berada di dekat rumahku. Sacti Club namanya. Kata ayah Taekwondo bagus buat anak anak kecil sepertiku bisa bikin badanku tinggi dan tidak kontet. Tapi harus dibarengi juga dengan makanan sehat dong. Kayanya sudah terbukti deh, karena walaupun aku masih kelas 3, tinggi badanku tidak kalah dengan temanku yang duduk di kelas 4 atau 5.


Banyak latihan menendang yang diajarkan yang digunakan saat meyerang dan bertahan, aku belum hafal semua nama-namanya. Di Taekwondo ada banyak yang diajarkan. Ada Poomse, ada Kyukpa ada juga Kyorugi. Kalau Kyukpa di Clubku tidak diajarkan,  kyukpa itu adalah teknik memecahkan benda keras, biasanya menggunakan papan kayu, batu bata atau genting. Tapi kalau Poomse dan Kyorugi aku sudah sering latihan. Awalnya aku tidak suka Taekwondo karena latihannya cape sekali. Apalagi kalau sudah sabuk hijau, latihannya harus dua kali dalam satu hari . Pagi- pagi jam setengah delapan dan sore-sore jam empat. Kalau pagi-pagi lebih ke latihan gerak dan gaya tendangan kalau sore kita diajarkan fight oleh sabeumnya. Dalam satu minggu seharusnya ada dua kali aku dan kakakku latihan yaitu hari jumat dan minggu. Tapi karena hari jumat latihannya sore, seringnya siy aku dan kakakku tidak ikut latihan.
Untuk latihan taekwondo perlengkapan yang diperlukan cukup banyak. Pertama target gunanya untuk melatih tendangan. Kedua body protector, dipakai untuk melindungi badan pada saat latihan, terutama saat bertanding atau kyorugi. Ketiga head guard atau pelindung kepala tentunya berguna untuk melindungi kepala saat berlatih atau pertandingan, karena saat pertandingan bila lawan berhasil menendang kepala maka point yang akan didapat tinggi, yaitu 3 point. Keempat pelindung tangan atau hand protectorfungsinya untuk mengurangi cedera ketika bertanding atau untuk menangkis serangan. Kelima pelindung kaki atau shin guard berfungsi untuk melindungi kaki terutama bagian tulang kering. Keenam sarung tangan untuk melindungi jari dan pergelangan tangan. Ketujuh genital protection berfungsi untuk melindungi bagian kemaluan untuk laki-laki atau perempuan pada saat bertanding. Kedelapan pelindung gigi atau gumshielduntuk melindungi gigi dan gusi pada saat terkena tendangan. Dan terakhir sepatu khusus untuk Taekwondo, untuk yang satu ini aku belum punya, karena selama ini aku berlatih tanpa sepatu.
Dari semua benda tadi aku paling sayang pada body protectorku. Bahkan saking sayangnya sering loh benda itu jadi alas tidurku. Meskipun aku punya kasur untuk tidur tapi rasanya tidur di atas body protector bisa membuat aku bermimpi menjadi atlet taekwondo jagoan dan terkenal tentunya. Meskipun baunya sudah tidak usah ditanya lagi, tapi aku sayang sekali pada body protectorku. Setiap habis latihan, mamahku tidak lupa membersihkan dan memberi cairan antiseptik lalu menjemurnya.  Akupun pernah menggunakan body protectorku saat hujan, waktu itu aku akan ujian kenaikan tingkat, kebetulan lokasinya jauh sekali dari rumahku. Dan kalau sedang ujian, biasanya ayahku yang mengantarkanku. Kami berempat naik motor. Tiba-tiba pada saat dijalan belum sampai lokasi ujian, hujan turun dengan derasnya. Wah daripada tidak jadi ujian ayah memilih untuk tancap gas dan meneruskan perjalanan. Alhasil aku dan kedua kakakku menjadikan body protector kami sebagai penutup kepala ( meskipun kami sudah memakai helm ). Kami gabung ketiga body protectornya dan sama-sama mengangkat body protector untuk melindungi kami dari hujan. Alhasil saat ujian body protector kami basah kuyub tapi alhamdullilah kami bertingga berhasil naik tingkat. Body protectorku terdiri dari 2 sisi, 1 sisi berwarna merah dan sisi lainnya berwarna biru. Jadi pada saat bertanding, bila setelah diundi lawan mendapatkan warna biru, maka aku mendapat warna merah dan sisi body protektorku yang berwarna merah aku pakai sebagai pelindungku.
Dengan body protector itu sudah beberapa pertandingan club aku ikuti. Ada yang juara dengan medali emas ada juga yang hanya dapat medali perak.  Wah bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau aku bertanding tidak menggunakan body protector, pasti badanku sakit dan biru-biru, karena sering juga saat bertanding lawanku menendang tidak dengan perasaan alias keras dan sakit sekali.  Kalau sudah begini biasa diakhir pertandinganku badanku dikompres es, sampai di rumah giliran mamahku mengurut dan menggosokkan minyak tawon.
Aku berjanji akan selalu dan terus berlatih supaya cita-citaku terkabul untuk jadi atlet atau petarung taekwondo yang hebat.
Oh iya teman, body protector yang aku miliki masih bersifat standar. Ayahku pernah memperlihatkan padaku kalau pertandingan kelas dunia dan beberapa pertandingan di Indonesia sudah menggunakan body protector khusus lengkap dengan bulatan-bulatan sensor di bagian samping kiri dan kanan yang katanya bisa langsung dihubungkan pada computer. Jadi pada saat atlet bertanding dan melakukan tendangan pada bagian badan lawan, langsung akan ketahuan apakah tendangannya mendapat nilai atau tidak. Selain itu dapat ketahuan juga apakah tendangannya ringan, sedang atau keras.
Kadang aku sering malas kalau waktu latihan TC ( Test Contact ) setiap minggunya, mulai dari pura-pura sakit kaki, ngantuk, kepala pusing dan lain-lain beribu alasan untuk tidak latihan. Tapi mamahku tau kalau aku berpura-pura, makanya pasti aksi tutup mulut dariku aku mulai. Aku tidak bicara mulai dari rumah sampai tempat latihan. Biasanya Ayah mengantarku latihan, dengan naik motor ber-4 aku dan kakakku menuju tempat latihan. Aksi diamku mulai cair saat sabeum datang dan memulai latihan. Dari jauh aku lihat ayahku tersenyum padaku, meskipun aku kesal dan pasang tampang merengut karena usahaku untuk tidak latihan kali ini tidak berhasil. Tapi kalau aku lagi semangat, belum waktu latihan mulai, aku paling pertama siap dibanding kakak-kakakku. Bisanya aku tunggu di depan pintu dan setiap lima menit aku teriak “ Ayah…aku udah siap, cepetan dong “, sampai akhirnya ayah bangun dari tidur siang dan mempercepat langkah dan siap berangkat latihan.
Kalau saat pertandingan, biasanya kurang lebih seminggu sebelum pertandingan ayah akan pulang lebih awal dari kantor dan melatih aku dan kakakku setiap hari. Saat latihan di rumahpun semua peralatan lengkap kami pakai, terutama body protector.
Latihan sore atau TC ( Test Contact ) lebih senang aku lakukan, karena lokasinya di dalam ruang serbaguna. Jadi tidak kena panas langsung, meskipun saat banyak yang datang latihan, pasti ruangan jadi sesak karena seperti kekurangan oksigen. Kalau sudah begini, biasanya kita bergantian menghirup udara bebas di luar gedung, dan masuk kembali dengan suasana lebih segar. Selain latihan kuda-kuda dan teknik bertanding, aku pun sering menendang samsak. Hal yang sangat tidak aku suka hehe….karena samsak itu digantung pada kuda-kuda atap terus kita harus  menendang dengan kuat dan cepat. Kebayang kan capainya seperti apa. Kadang-kadang keringatku bukan hanya banjir, tapi benar-benar mengalir deras seperti diguyur hujan.
Teman-teman kalau mau lihat bagaimana gayaku saat berlatih atau bertanding, bisa lihat di youtube ya...ayahku sudah mengunggahnya, ketik saja alrafatara. Meskipun jumlah videoku belum banyak tapi aku mau terus berlatih, mau terus bertanding supaya semakin hari aku semakin baik lagi dan tentunya videoku semakin banyak.


No comments:

Post a Comment