Tulisan : Alrafatara Ardnika Basya ( Reporter Cilik Media Anak, Media Indonesia 2015-2016 )
Sampailah aku di kantor Media Indonesia bersama 11 teman
reporter cilik yang lain. Setelah melakukan sarapan dan briefing kami
bersama kakak-kakak Media Indonesia langsung menuju Kantor Kementerian
Pariwisata yang letaknya di seberang Monas, yaitu Gedung Sapta Pesona di Jalan
Medan Merdeka Barat 17 Jakarta.
Sesampainya di sana kami langsung menuju tempat makan karena
bertepatan dengan waktu makan siang. Gedungnya besar dan mewah. Setelah selesai
makan siang,kami langsung menuju lantai 16. Di sinilah bapak menteri Pariwisata
bekerja. Setelah menunggu di ruang penerimaan, kami diminta berkumpul di ruang
pertemuan yang besar. Rasanya seperti pejabat, bisa duduk di ruang pertemuan
atau ruang meeting yang besar dan megah. Saat menunggu bapak menteri hadir,
kamipun disuguhi minuman teh dalam cangkir, rasanya benar-benar seperti tamu
kehormatan.
Setelah perkenalan dengan team protocol dari kementerian dan
sekretaris pribadi bapak menteri, akhirnya tokoh yang kami tunggu-tunggupun datang.
Beliau adalah Menteri Pariwisata yaitu Bapak Dr. Ir. Arief Yahya M.Sc. Dengan
pembawaan yang santai, ramah dan selalu menebar senyum bapak Arief menjawab
semua pertanyaan kawan-kawan Reporter Cilik dengan penjelasan dan dilengkapi
dengan canda dan tawa, sehingga suasana menjadi tidak kaku dan sangat
bersahabat.
Eh tau tidak teman, Bapak Arief Yahya lahir di Banyuwangi
Jawa Timur, sama seperti tempat lahir kakekku. Beliau adalah anak ke 7 dari 9
bersaudara, artinya Bapak Arief Yahya mempunyai 6 orang kakak dan 2 orang adik.
Bapak Arief menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ( ITB ), sama
seperti tempat kuliah kedua orang tuaku, kakek dan tanteku. Jurusan yang
diambil adalah Jurusan Elektro. Awal mulanya Bapak Arief Yahya tidak ingin
menjadi seorang menteri dan lebih tertarik menjadi seorang insinyur Elektro.
Namun karena diberi kepercayaan oleh Presiden Jokowi untuk mengemban tugas
memajukan dunia pariwisata di Indonesia, beliau bekerja sunguh-sungguh dan sepenuh hati. Bapak
Arief Yahya bukanlah orang yang gampang menyerah dan berpuas diri, karena masih
banyak bidang pariwisata yang belum terolah dan ter-ekspose dengan baik
sehingga Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain seperti Malaysia dalam
bidang pariwisata. Kata Bapak Arief, salah satu cara menarik wisatawan mancanegara
untuk datang ke Indonesia adalah dengan membebaskan visa kepada negara-negara
yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Teman, selain bercerita tentang pariwisata, Bapak Arief juga
menjelaskan kalau hidup harus seimbang, tidak hanya belajar saja, tetapi
kitapun harus tetap banyak bermain. Walaupun bermain hanya di hari libur saja
hal tersebut bisa membuat otak menjadi tidak jenuh, bermainnya di hari Sabtu
dan Minggu sehingga pada hari Senin sampai Jumat kita tetap bisa semangat dalam
belajar.
Bapak Arief juga bercerita mengenai sejarah Indonesia, yaitu
pada saat Belanda menjajah negara Indonesia karena ingin merebut hasil
repah-rempah dan menguasai Indonesia. Karena pada saat itu belum ada kata
persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia, sehingga dengan mudah negara
Indonesia dikuasai penjajah. Bukan hanya Belanda, namun Portugis dan Jepangpun
menjajah Indonesia karena letak Indonesia yang sangat strategis dengan kekayaan
alam yang berlimpah.
Setelah melakukan wawancara dan berdiskusi dengan bapak
Arief, kamipun diajak berkeliling dan masuk ke ruang kerja bapak menteri yang
besar, dingin, mewah dan megah. Di ruangan yang tertata rapi terdapat lukisan
yang menarik buat aku, yaitu lukisan beberapa orang penari dengan latar belakang
berwarna hitam, kalau tidak salah sedang membawakan tarian dari Banyuwangi,
yaitu Tarian Gandrung. Dan di sebelah kiri lukisan itu ada sebuah benda besar
berwarna merah bertuliskan Creativity to Cmmerce ( C2C ) yang ternyata adalah
salah satu buku yang ditulis oleh Bapak Menteri Arief Yahya. Wah aku
benar-benar kagum, diantara semua kesibukannya bapak menteri masih tetap ada
waktu untuk menulis buku. Sebuah contoh nyata sosok yang memanfaatkan semua
waktu yang ada secara maksimal dan total.
Menjadi seorang menteri ternyata bukan pekerjaan yang mudah.
Banyak tugas terdahulu yang harus diselesaikan dengan baik. Asalkan konsisten
dan bekerja dengan sungguh-sunguh, total dan serius pastilah akan ada buah
manis yang menanti untuk dipetik. Bekerja tidak mudah berputus asa dan selalu
semangat menjadi kunci sukses untuk mencapai keberhasilan.
No comments:
Post a Comment