Saturday, January 2, 2016

Bapak Dr. Ir. Arief Yahya M.Sc yang murah senyum


Tulisan : Alrafatara Ardnika Basya ( Reporter Cilik Media Anak, Media Indonesia 2015-2016 )

Rasanya seperti mimpi ketika sepulang sekolah, mamahku memberitahukanku bahwa Media Indonesia menghubungiku untuk melakukan wawancara kepada Menteri Pariwisata. Perasaan deg-degan, takut, senang, khawatir bercampur menjadi satu.  Tidak sabar menunggu waktu yang telah ditetapkan akupun menyiapkan semua kebutuhan yang dapat digunakan untuk wawancara nanti. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggupun datang, yaitu pada 15 September 2015 aku dan beberapa teman dari reporter cilik Media Anak, Media Indonesia berkumpul di kantor Media Indonesia di Kedoya. Eh tau tidak teman, aku datang ke kantor Media Indonesia bersama mamahku dan adik kecilku, kami berangkat menggunakan motor, dengan perjalanan yang cukup jauh dari tempat aku tinggal di Bintaro. Tapi karena aku sangat bersemangat,  tidak ada perasaan lelah dan capai selama perjalanan meskipun harus berhadapan dengan kendaraan besar, debu dan aku harus memegang adikku yang tertidur di motor.
  
Sampailah aku di kantor Media Indonesia bersama 11 teman reporter cilik yang lain. Setelah melakukan sarapan dan briefing kami bersama kakak-kakak Media Indonesia langsung menuju Kantor Kementerian Pariwisata yang letaknya di seberang Monas, yaitu Gedung Sapta Pesona di Jalan Medan Merdeka Barat 17 Jakarta.
Sesampainya di sana kami langsung menuju tempat makan karena bertepatan dengan waktu makan siang. Gedungnya besar dan mewah. Setelah selesai makan siang,kami langsung menuju lantai 16. Di sinilah bapak menteri Pariwisata bekerja. Setelah menunggu di ruang penerimaan, kami diminta berkumpul di ruang pertemuan yang besar. Rasanya seperti pejabat, bisa duduk di ruang pertemuan atau ruang meeting yang besar dan megah. Saat menunggu bapak menteri hadir, kamipun disuguhi minuman teh dalam cangkir, rasanya benar-benar seperti tamu kehormatan.
Setelah perkenalan dengan team protocol dari kementerian dan sekretaris pribadi bapak menteri, akhirnya tokoh yang kami tunggu-tunggupun datang. Beliau adalah Menteri Pariwisata yaitu Bapak Dr. Ir. Arief Yahya M.Sc. Dengan pembawaan yang santai, ramah dan selalu menebar senyum bapak Arief menjawab semua pertanyaan kawan-kawan Reporter Cilik dengan penjelasan dan dilengkapi dengan canda dan tawa, sehingga suasana menjadi tidak kaku dan sangat bersahabat.
Eh tau tidak teman, Bapak Arief Yahya lahir di Banyuwangi Jawa Timur, sama seperti tempat lahir kakekku. Beliau adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara, artinya Bapak Arief Yahya mempunyai 6 orang kakak dan 2 orang adik. Bapak Arief menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ( ITB ), sama seperti tempat kuliah kedua orang tuaku, kakek dan tanteku. Jurusan yang diambil adalah Jurusan Elektro. Awal mulanya Bapak Arief Yahya tidak ingin menjadi seorang menteri dan lebih tertarik menjadi seorang insinyur Elektro. Namun karena diberi kepercayaan oleh Presiden Jokowi untuk mengemban tugas memajukan dunia pariwisata di Indonesia, beliau  bekerja sunguh-sungguh dan sepenuh hati. Bapak Arief Yahya bukanlah orang yang gampang menyerah dan berpuas diri, karena masih banyak bidang pariwisata yang belum terolah dan ter-ekspose dengan baik sehingga Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain seperti Malaysia dalam bidang pariwisata. Kata Bapak Arief, salah satu cara menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia adalah dengan membebaskan visa kepada negara-negara yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Teman, selain bercerita tentang pariwisata, Bapak Arief juga menjelaskan kalau hidup harus seimbang, tidak hanya belajar saja, tetapi kitapun harus tetap banyak bermain. Walaupun bermain hanya di hari libur saja hal tersebut bisa membuat otak menjadi tidak jenuh, bermainnya di hari Sabtu dan Minggu sehingga pada hari Senin sampai Jumat kita tetap bisa semangat dalam belajar.
Bapak Arief juga bercerita mengenai sejarah Indonesia, yaitu pada saat Belanda menjajah negara Indonesia karena ingin merebut hasil repah-rempah dan menguasai Indonesia. Karena pada saat itu belum ada kata persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia, sehingga dengan mudah negara Indonesia dikuasai penjajah. Bukan hanya Belanda, namun Portugis dan Jepangpun menjajah Indonesia karena letak Indonesia yang sangat strategis dengan kekayaan alam yang berlimpah.
Setelah melakukan wawancara dan berdiskusi dengan bapak Arief, kamipun diajak berkeliling dan masuk ke ruang kerja bapak menteri yang besar, dingin, mewah dan megah. Di ruangan yang tertata rapi terdapat lukisan yang menarik buat aku, yaitu lukisan beberapa orang penari dengan latar belakang berwarna hitam, kalau tidak salah sedang membawakan tarian dari Banyuwangi, yaitu Tarian Gandrung. Dan di sebelah kiri lukisan itu ada sebuah benda besar berwarna merah bertuliskan Creativity to Cmmerce ( C2C ) yang ternyata adalah salah satu buku yang ditulis oleh Bapak Menteri Arief Yahya. Wah aku benar-benar kagum, diantara semua kesibukannya bapak menteri masih tetap ada waktu untuk menulis buku. Sebuah contoh nyata sosok yang memanfaatkan semua waktu yang ada secara maksimal dan total.
Menjadi seorang menteri ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak tugas terdahulu yang harus diselesaikan dengan baik. Asalkan konsisten dan bekerja dengan sungguh-sunguh, total dan serius pastilah akan ada buah manis yang menanti untuk dipetik. Bekerja tidak mudah berputus asa dan selalu semangat menjadi kunci sukses untuk mencapai keberhasilan.

No comments:

Post a Comment