Wednesday, January 6, 2016

Bercengkrama dengan Pak Rizal Ramli

Tulisan dibuat oleh : Alrafatara Ardnika Basya ( Reporter Cilik Media Anak, Media Indonesia 2015-2016 )

Hari Sabtu sekolahku libur, tapi hari ini adalah hari Sabtu yang membuat aku semangat. Aku mendapat kesempatan untuk mewawancarai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya yaitu Bapak Rizal Ramli.
Wawancara kali ini aku mengajak ayah, ibu dan adik kecilku. Untunglah perjalanan menuju lokasi tidak macet seperti hari biasa, karena hari ini banyak karyawan yang libur bekerja.
Ketika sampai di tempat tujuan, ternyata teman-temanku sudah terlebih dahulu datang aku sangat senang bertemu mereka kembali. Selagi menunggu pak menteri datang aku berbincang dengan teman-temanku, melepas rindu hehe.
Ketika pak menteri datang, susana menjadi tegang, semua teman-temanku terdiam. Pak menteri tidak langsung duduk di ruang tamu, aku sedikit heran. Ternyata beliau mengajak kami untuk melakukan wawancara di taman, dengan duduk di atas rumput, suasanapun berubah menjadi lebih santai dan bersahabat. Sayangnya hujan turun, jadi kamipun pindah ke ruang dalam, tapi bukan di ruang tamu, pak menteri mengajak kami duduk lesehan di teras depan. Wah ternyata pak Rizal sangat rendah hati. Meskipun hujan turun dengan lebat, kamipun tetap melakukan wawancara sampai selesai.
Pak Rizal memulai wawancara dengan menceritakan masa kecil beliau yang tidak memiliki ayah dan ibu. Kalau sedang bersedih pak Rizal selalu membaca buku silat. Di bangku sekolah sehari hari Pak Rizal duduk di bangku belakang, namun bila pelajaran matematika, sejarah dan bahasa indonesia pasti Pak Rizal langsung duduk di barisan depan. Beberapa kali beliau memenangkan lomba mata pelajaran matematika dan bahasa indonesia karena pak Rizal menyenangi pelajaran itu dan selalu rajin belajar.
Ternyata Pak Rizal tidak pernah mengeluh, dan bila ada orang yang mengeluh bapak selalu menasehatinya agar orang tersebut tidak mengeluh dan lebih bersemangat. Bila kita sedang mempunyai masalah, kita harus merasa tertantang untuk menyelesaikannya, bukan menjauhi masalah tersebut.
Pada zaman pemerintahan Abdul Rahman Wahid ( Gusdur ), Pak Rizal mendapat tugas besar untuk melakukan studi banding di Jepang, karena merasa heran dengan Jepang yang mempunyai wilayah kecil namun berjaya, sedangkan Indonesia wilayahnya besar namun masih banyak penduduk yang tidak mampu.
Setelah pulang dari Jepang, Bapak Rizal berkeliling Indonesia untuk melakukan berbagai perubahan termasuk menjadi Kepala Badan Urusan Logistik ( Kabulog ) agar mampu mendongkrak nilai perekonomian Indonesia.
Indonesia adalah negara maritim, negara yang wilayahnya dikelilingi laut dan terdiri dari pulau-pulau, oleh karenanya dulu Pak Rizal ingin membuat banyak pelabuhan sehingga dapat memakmurkan rakyat indonesia dengan berbagai hasil laut yang banyak. Dan kitapun harus banyak mengkonsumsi ikan sebagai salah satu hasil laut Indonesia.
Bapak Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan juga Menteri Keuangan dan sekarang menjabat sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya. Keinginan menjadi  menteri lagi karena beliau bercita-cita membuat Indonesia lebih baik lagi dari berbagai sektor terutama sektor maritim yang masih banyak kekurangan dan kelemahan dan ini merupakan pekerjaan rumah terbesar yang harus beliau tanggung tentunya dibantu rakyat Indonesia.
Sebagai menteri yang berhubungan dengan maritim, pastilah Pak Rizal menyukai pantai dan menyukai makanan hasil laut terutama ikan. Banyak sekali pantai indah yang terdapat di Indonesia, terutama di Lombok. Dengan kita mencintai laut dan seluruh isinya, kita mendukung Indonesia menyandang gelar Poros Maritim, karena kita tahu bahwa Indonesia mampu berjaya di laut dengan pelaut yang hebat-hebat seperti dahulu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
 Pak Rizal bercerita bahwa benar beliau sering bilang " kepret-kepret ", hal itu diumpamakan di sebuah sawah yang ada tikusnya, untuk menghilangkan tikus dari sawah kita harus " kepret " tikusnya. Jadi bila di negara ini ada sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai dengan aturan jadi harus di " kepret " seperti tikus di sawah.
Berbicara mengenai penampilan bapak yang tanpa kumis panjang lebih kepada mengganti penampilan supaya berbeda dan terlihat lebih muda. Karena perubahan itu, kurang lebih selama satu bulan beliau tidak dikenali oleh masyarakat.
Mengenai koruptor yang harus dimusuhi, Pak Rizal menjelaskan bahwa koruptor adalah orang yang suka melakukan korupsi. Korupsi dengan memakan uang rakyat tentunya sangat mengganggu dan merugikan masyarakat luas. Jadi koruptor yang melakukan korupsi harus dihilangkan sehingga rakyat menjadi makmur dan sejahtera.
Di akhir wawancara Pak Rizal berpesan agar anak-anak Indonesia harus pintar-pintar dengan :
1. Gesit Otak
2. Gesit Tangan dan
3. Gesit gaul ( gaul dengan teman maksudnya )
Bila ketiganya dikuasai, kita akan menjadi apa saja yang kita inginkan atau cita-citakan.

No comments:

Post a Comment