Tulisan dibuat oleh : Alrafatara Ardnika Basya ( Reporter Cilik Media Anak, Media Indonesia 2015-2016 )
Hari Sabtu sekolahku
libur, tapi hari ini adalah hari Sabtu yang membuat aku semangat. Aku
mendapat kesempatan untuk mewawancarai Menteri Koordinator Maritim dan
Sumber Daya yaitu Bapak Rizal Ramli.
Wawancara kali ini aku mengajak ayah, ibu dan adik kecilku. Untunglah
perjalanan menuju lokasi tidak macet seperti hari biasa, karena hari ini
banyak karyawan yang libur bekerja.
Ketika sampai di tempat tujuan, ternyata teman-temanku sudah terlebih
dahulu datang aku sangat senang bertemu mereka kembali. Selagi menunggu
pak menteri datang aku berbincang dengan teman-temanku, melepas rindu
hehe.
Ketika pak menteri datang, susana menjadi tegang, semua teman-temanku
terdiam. Pak menteri tidak langsung duduk di ruang tamu, aku sedikit
heran. Ternyata beliau mengajak kami untuk melakukan wawancara di taman,
dengan duduk di atas rumput, suasanapun berubah menjadi lebih santai
dan bersahabat. Sayangnya hujan turun, jadi kamipun pindah ke ruang
dalam, tapi bukan di ruang tamu, pak menteri mengajak kami duduk lesehan
di teras depan. Wah ternyata pak Rizal sangat rendah hati. Meskipun
hujan turun dengan lebat, kamipun tetap melakukan wawancara sampai
selesai.
Pak Rizal memulai wawancara dengan menceritakan masa kecil beliau yang
tidak memiliki ayah dan ibu. Kalau sedang bersedih pak Rizal selalu
membaca buku silat. Di bangku sekolah sehari hari Pak Rizal duduk di
bangku belakang, namun bila pelajaran matematika, sejarah dan bahasa
indonesia pasti Pak Rizal langsung duduk di barisan depan. Beberapa kali
beliau memenangkan lomba mata pelajaran matematika dan bahasa indonesia
karena pak Rizal menyenangi pelajaran itu dan selalu rajin belajar.
Ternyata Pak Rizal tidak pernah mengeluh, dan bila ada orang yang
mengeluh bapak selalu menasehatinya agar orang tersebut tidak mengeluh
dan lebih bersemangat. Bila kita sedang mempunyai masalah, kita harus
merasa tertantang untuk menyelesaikannya, bukan menjauhi masalah
tersebut.
Pada zaman pemerintahan Abdul Rahman Wahid ( Gusdur ), Pak Rizal
mendapat tugas besar untuk melakukan studi banding di Jepang, karena
merasa heran dengan Jepang yang mempunyai wilayah kecil namun berjaya,
sedangkan Indonesia wilayahnya besar namun masih banyak penduduk yang
tidak mampu.
Setelah pulang dari Jepang, Bapak Rizal berkeliling Indonesia untuk
melakukan berbagai perubahan termasuk menjadi Kepala Badan Urusan
Logistik ( Kabulog ) agar mampu mendongkrak nilai perekonomian
Indonesia.
Indonesia adalah negara maritim, negara yang wilayahnya dikelilingi laut
dan terdiri dari pulau-pulau, oleh karenanya dulu Pak Rizal ingin
membuat banyak pelabuhan sehingga dapat memakmurkan rakyat indonesia
dengan berbagai hasil laut yang banyak. Dan kitapun harus banyak
mengkonsumsi ikan sebagai salah satu hasil laut Indonesia.
Bapak Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dan juga Menteri Keuangan dan sekarang menjabat sebagai
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya. Keinginan menjadi menteri
lagi karena beliau bercita-cita membuat Indonesia lebih baik lagi dari
berbagai sektor terutama sektor maritim yang masih banyak kekurangan dan
kelemahan dan ini merupakan pekerjaan rumah terbesar yang harus beliau
tanggung tentunya dibantu rakyat Indonesia.
Sebagai menteri yang berhubungan dengan maritim, pastilah Pak Rizal
menyukai pantai dan menyukai makanan hasil laut terutama ikan. Banyak
sekali pantai indah yang terdapat di Indonesia, terutama di Lombok.
Dengan kita mencintai laut dan seluruh isinya, kita mendukung Indonesia
menyandang gelar Poros Maritim, karena kita tahu bahwa Indonesia mampu
berjaya di laut dengan pelaut yang hebat-hebat seperti dahulu pada zaman
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Pak Rizal bercerita bahwa benar beliau sering bilang " kepret-kepret ",
hal itu diumpamakan di sebuah sawah yang ada tikusnya, untuk
menghilangkan tikus dari sawah kita harus " kepret " tikusnya. Jadi bila
di negara ini ada sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai dengan
aturan jadi harus di " kepret " seperti tikus di sawah.
Berbicara mengenai penampilan bapak yang tanpa kumis panjang lebih
kepada mengganti penampilan supaya berbeda dan terlihat lebih muda.
Karena perubahan itu, kurang lebih selama satu bulan beliau tidak
dikenali oleh masyarakat.
Mengenai koruptor yang harus dimusuhi, Pak Rizal menjelaskan bahwa
koruptor adalah orang yang suka melakukan korupsi. Korupsi dengan
memakan uang rakyat tentunya sangat mengganggu dan merugikan masyarakat
luas. Jadi koruptor yang melakukan korupsi harus dihilangkan sehingga
rakyat menjadi makmur dan sejahtera.
Di akhir wawancara Pak Rizal berpesan agar anak-anak Indonesia harus pintar-pintar dengan :
1. Gesit Otak
2. Gesit Tangan dan
3. Gesit gaul ( gaul dengan teman maksudnya )
Bila ketiganya dikuasai, kita akan menjadi apa saja yang kita inginkan atau cita-citakan.
No comments:
Post a Comment