Keluarga Kleptonaimunah

Rasanya jengkel & kesel. Sudah beberapa kali entah berapa jumlahnya sendok, garpu, mangkok, piring, gelas, kaos, pakaian dalam bahkan sampai handphone, jam tangan, kacamata bahkan bedong bayi, seprei & sarung bantalpun tidak luput dari incarannya.
Sudah sepuluh tahun " mpo " panggilan keluargaku padanya bekerja di rumah kami. Rumah kami meskipun bukan rumah sendiri & masih berstatus kontrak, tetapi kalau masalah barang bisa dibilang kami paling lengkap dibanding keluarga sekitar atau bahkan tetangga kiri & kanan. Tapi kami usaha keras untuk mendapatkannya.

Saya sudah hampir 10 tahun bekerja, sehingga urusan rumah tangga & anak-anak menjadi tanggung jawab mpo. Sebenarnya saya tidak berharap itu terjadi karena saya sadar akan semua konseskuensi yang ada di balik layar. Mulai dari anak sampai rumah yang tidak terawasi dengan sempurna. Tapi pilihan hidup yang akhirnya membuat saya mengambil pilihan itu. Pun ketika pilihan suami untuk bekerja di luar negeri terpaksa harus diambil dulu supaya beban hutang kami yang menumpuk lambat laun akan habis.
Kali ini saya dibuat jengkel & benar-benar marah. Kurang lebih pukul setengah satu, selepas saya makan siang & sholat, saya pasti menelphone anak & menanyakan kabar mereka, apakah sudah makan, bagaimana di sekolah & semua hal-hal yang pastinya terlewatkan karena saya bekerja & jauh dari anak-anak. Kadang ingin ngobrol malam hari selepas pulang kerja rasanya tidak mungkin karena selain sudah larut malam saya pulang, pastinya anak-anakpun sudah tidur karena peraturan di rumah selain hari sabtu & minggu, jam 8 malam semua harus sudah masuk kamar & tidur. Saya akhiri pembicaraan di telephone dengan peri cantik " Jangan lupa bawa pesananku ya mah " dengan spontan saya langsung jawab " iya sayang " Telephonepun ditutup namun tiba-tiba kembali sadar, apa ya pesanan peri cantik pikirku tiba-tiba. Selang 5 menit aku telephone kembali anakku, tidak diangkat. Mungkin sedang main pikirku. 10 menit kemudian kutelephone lagi anakku, tetap tidak diangkat. 15 menit kemudianpun tidak diangkat. Jantungku sudah mulai berdetak keras. " Ada apa ya " pikirku. Langsung kutelpon mpo di rumah. Tidak diangkat juga. Aku mulai gelisah, benar-benar panik. Terus menerus aku redial telephonenya. Sampai akhirnya telephone mpo diangkat juga. Tanpa sadar aku berondong berbagai pertanyaan, dengan perlahan tapi pasti Mpo menjawab " Handphone de Aldis hilang bu " Dengan perasaan yang  dibuat seolah tenang, aku hanya bisa menghela nafas panjang. rasanya tidak mungkin semudah itu hilang. Kurang lebih 15 menit yang lalu aku masih berbicara dengan Aldis di telephone, namun sekarang handphonenya hilang. Aku selalu berusaha untuk tidak menuduh, tapi tetap saja berterbangan di dalam otak bahwa pelakunya pastilah orang dalam. " Tenang...tenang...sambil terus menarik nafas panjang dan terus melanjutkan pekerjaan.

Pernah suatu hari tanpa sengaja aku melihat mainan anakku yang sudah lama hilang, tiba-tiba dimainkan oleh cucunya. Ya ampuun pikirku. Benar-benar satu keluarga rupanya atau jangan-jangan mereka semua tidak sadar, barang-barang yang mereka pakai adalah hasil curian. Sebenarnya aku tidak pernah ambil pusing. Karena keyakinan dalam diri bahwa kedepan rezeki kita yang akan semakin bertambah dan di reload oleh Allah. Itu saja tanpa titik dan koma.

Lain lagi dengan urusan sendok, garpu dan piring. Kalau boleh dihitung dan diingat, sudah hampir 10 lusin sendok dan garpu saya beli untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk catering atau acara makan-makan, namun sendok dan garpu itu seakan hilang dan lenyap ditelan bumi. Hari ini jumlah sendok stainless di rumahku tinggal 3 buah, itupun saya yakin bukan sendok milikku, karena materialnya begitu tipis dan mudah bengkok. Kalau garpu janga ditanya, jumlahnya zero alias nol, entah kemana bangkainya, hilang tanpa jejak. Dan keputusan sulit yang kita tempuh adalah mengganti semua sendok dan garpu di rumah dengan sendok plastik yang kalau hilang atau rusak....kita cari yang baru.

Sampai hari saya belum menemukan siapa yang mengambil sendok, garpu, pakaian, boneka dan barang-barang lain yang ada di rumah. Terbersit untuk melaporkan pada polisi. Namun belakangan ini kegiatan itu sempat terhenti, karena aku pernah bilang pada " mpo " kalau rumah ini terpasang CCTV, apapun kegiatan yang terjadi di dalam rumah dan barang apapun yang hilang dalam rumah akan terekam dalam CCTV dan bila ketahuan.....POLISI yang akan bertindak. Dengan muka takut " mpo " menunduk, namun tetap tidak mengaku.

Doaku : Lapangkan rezekiku ya Allah, permudah dalam proses mendapatkannya dan halalkan rezeki yang telah kau berikan pada kami. Hanya Allah yang akan membalas semua perbuatan sang Kleptomaimunah.